PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbanglimbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti industri pulp dan kertas, teknologipengolahan limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industrikecil atau sedang. Namun demikian, mengingatpenting dan besarnya dampak yang ditimbulkan limbah cair bagi lingkungan, penting bagi sektor industri kehutanan untuk memahami dasar-dasar teknologi pengolahan limbah cair.
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalammemelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologipengolahan air limbah domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikandan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahanyang dipilih harus sesuai dengan kemampuanteknologi masyarakat yang bersangkutan. 
Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkanbahan polutannya telah dicoba dandikembangkan selama ini.  Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi3 metode pengolahan:
1.    pengolahan secarafisika
2.    pengolahan secarakimia
3.    pengolahan secarabiologi
Untuk suatujenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau secara kombinasi.
Pengolahan SecaraFisika
Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan, diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu. Penyaringan (screening) merupakan carayang efisien dan murah untuk menyisihkanbahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah denganproses pengendapan.  Parameter desain yang utamauntuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensihidrolis di dalam bak pengendap.
 



 Gambar 1.  SkemaDiagram Pengolahan Fisik

Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses pengolahan berikutnya. Flotasi juga dapat digunakansebagai carapenyisihan bahan-bahan tersuspensi (clarification) ataupemekatan lumpur endapan (sludge thickening) denganmemberikan aliran udara ke atas(air flotation).
Proses filtrasidi dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan untuk mendahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-nya, akan dilaksanakanuntuk menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam air agar tidak mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat membran yang dipergunakan dalam proses osmosa.
Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif, dilakukanuntuk menyisihkan senyawa aromatik (misalnya: fenol) dan senyawa organikterlarut lainnya, terutama jika diinginkanuntuk menggunakan kembali air buangan tersebut.
Teknologi membran (reverse osmosis) biasanyadiaplikasikan untukunit-unit pengolahan kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk menggunakan kembali air yang diolah. Biaya instalasidan operasinya sangat mahal.
Pengolahan SecaraKimia
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikelyang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat organikberacun; dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan.  Penyisihan bahan-bahan tersebutpada prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari takdapat diendapkan menjadi mudah diendapkan(flokulasi-koagulasi), baikdengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi. 

 



 Gambar 2.  SkemaDiagram pengolahan Kimiawi

Pengendapan bahan tersuspensi yang tak mudah larutdilakukan dengan membubuhkan elektrolit yang mempunyai muatan yang berlawanan dengan muatan koloidnya agar terjadi netralisasi muatan koloid tersebut, sehingga akhirnya dapat diendapkan. Penyisihan logamberat dan senyawa fosfor dilakukan dengan membubuhkan larutan alkali (air kapur misalnya) sehingga terbentuk endapan hidroksida logam-logam tersebut atau endapan hidroksiapatit.  Endapan logam tersebut akan lebihstabil jika pH air > 10,5 dan untukhidroksiapatit pada pH > 9,5.  Khusus untuk krom heksavalen, sebelum diendapkan sebagai krom hidroksida[Cr(OH)3], terlebihdahulu direduksi menjadi krom trivalent dengan membubuhkan reduktor (FeSO4, SO2, atau Na2S2O5).
Koagulasi & Flokulasi
 
 
Penyisihan bahan-bahanorganik beracun seperti fenol dansianida pada konsentrasi rendah dapat dilakukan dengan mengoksidasinya dengan klor (Cl2), kalsium permanganat, aerasi, ozon hidrogenperoksida.
Pada dasarnyakita dapat memperoleh efisiensi tinggi dengan pengolahansecara kimia, akan tetapibiaya pengolahan menjadi mahal karenamemerlukan bahan kimia.
Pengolahan secarabiologi
Semua air buangan yang biodegradable dapatdiolah secara biologi. Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien.Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai metode pengolahan biologi dengan segala modifikasinya.
Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu:
1.    Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor);
2.    Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor).
Di dalam reaktor pertumbuhantersuspensi, mikroorganismetumbuh dan berkembang dalam keadaan tersuspensi.  Proseslumpur aktif yang banyak dikenal berlangsung dalam reaktor jenis ini. Proses lumpur aktif terus berkembangdengan berbagai modifikasinya, antara lain: oxidation ditch dan kontak-stabilisasi. Dibandingkan dengan proses lumpur aktifkonvensional, oxidation ditch mempunyai beberapa kelebihan, yaitu efisiensi penurunan BOD dapat mencapai 85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikitSelain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%), kontak stabilisasi mempunyai kelebihan yang lain, yaitu waktu detensihidrolis total lebih pendek (4-6 jam).  Proses kontak-stabilisasi dapat pula menyisihkan BOD tersuspensi melalui proses absorbsi di dalamtangki kontak sehingga tidak diperlukan penyisihan BOD tersuspensi dengan pengolahan pendahuluan.
Kolam oksidasi dan lagoon, baik yang diaerasi maupun yang tidak, juga termasuk dalamjenis reaktor pertumbuhan tersuspensi. Untuk iklimtropis seperti Indonesia, waktu detensi hidrolisselama 12-18 hari di dalam kolamoksidasi maupun dalam lagoon yang tidak diaerasi, cukup untuk mencapai kualitas efluen yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan.  Di dalam lagoonyang diaerasi cukup dengan waktu detensi3-5 hari saja.
Di dalam reaktor pertumbuhanlekat, mikroorganisme tumbuh di atasmedia pendukung dengan membentuk lapisan film untuk melekatkan dirinya. Berbagai modifikasi telah banyak dikembangkan selama ini, antaralain:
1.    trickling filter
2.    cakram biologi
3.    filter terendam
4.    reaktor fludisasi
Seluruh modifikasi ini dapat menghasilkan efisiensi penurunan BOD sekitar 80%-90%.
Ditinjau darisegi lingkungan dimana berlangsung proses penguraian secara biologi, proses ini dapatdibedakan menjadi dua jenis:
1.        Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya oksigen;
2.        Proses anaerob, yang berlangsung tanpa adanya oksigen.
Apabila BOD air buangan tidak melebihi400 mg/l, proses aerob masih dapat dianggaplebih ekonomis dari anaerob.  Pada BOD lebihtinggi dari 4000 mg/l, proses anaerob menjadi lebih ekonomis.

 


  
Gambar 3.  SkemaDiagram pengolahan Biologi

Dalam prakteknyasaat ini, teknologi pengolahan limbah cair mungkintidak lagi sesederhana seperti dalam uraian diatasNamun pada prinsipnya, semua limbah yang dihasilkan harus melalui beberapa langkah pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan ataukembali dimanfaatkan dalam proses produksi, dimana uraian di atas dapatdijadikan sebagai acuan.


http://www.dephut.go.id/



Contact Us

Name

Email *

Message *

Back To Top